MENGAWAS TRY OUT SNMPTN DAN KENAIKAN HARGA BBM
Pukul 05.14 pagi
Bangun dipagi buta saat ayampun rada malas buat berkokok. Ah.. begitu menyebalkan ketika selimut harus aku lipat kembali. Sebenarnya terjaga dipagi buta bukan masalah utama yang mesti aku ‘kutuk’. Tapi dinginnya itu loh.. oh my God..!! Jatinangor diawal musim kemarau sungguh mencucuk belulang, membekukan hingga relung urat darah. Yaph.. ini sebuah tanggung jawab. Konsekuensi dari aktifitas yang mesti aku jalani. Hhoo..ho..ho.. mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Jalanan diluar sana menjelaga pekat. Cahaya mataharipun masihlah amat sangat ‘bayi’ dan terjebak dibalik puncak Geulis. Menunggu waktu yang tepat sesuai titah-Nya untuk menerangi jagat mayapada ini. Mari kawan, kita harus bekerja ..
**********
Pukul 05.53 (masih) pagi
Pagi tertanggal 24 Mei 2008. Tepat hari pertama Bahan Bakar Minyak atau yang biasa disingkat BBM, mengalami kenaikan harga yang kesekian kalinya. Saat aku teringat akan hal itu, pantatku yang sangat seksi ini tengah terduduk dengan nyaman di bangku bis Damri Jatinangor – Dipatiukur via tol. Wwwuuaaahhhm.. masih cenderung ngantuk waktu tanpa sadar aku tercenung melihat sebuah pengumuman terpampang di pintu Damri.
Tarif baru Damri Kota Bandung dan Sekitarnya:
Damri ekonomi biasa via tol naik dari Rp.3000,- menjadi Rp.3500,-
Ekonomi biasa dalam kota naik dari Rp.1600,- menjadi Rp.2000,-
Ekonomi Pelajar Mahasiswa naik dari Rp.900,- menjadi Rp.1000,-
Wah.. berarti kalau naik Damri lewat jalur biasa ke Jatinangor via Cibiru menjadi Rp.4000,- dong??!! Oh.. shit man!! Apa kabar buruh dan para jelata lainnya? Damri ini menjadi satu-satunya andalan buat mereka bepergian? Biaya hidup membengkak namun pendapatan masih tetap cenderung menurun.. hhiiikk..hhiiikkzz.. Aku terdiam dan tidak bisa mengatakan apa-apa. Hanya sebuah SMS kemudian aku kirim kepada seorang kawan. Agar kawan itu bisa mempersiapkan biaya lebih jika ingin naik angkutan umum, sebab harga kemarin sudah berubah.
**********
Pukul 04.05 sore
Sore (masih) tertanggal 24 Mei 2008. Naik angkot kota Bandung aku sedang bergegas untuk pulang ke Jatinangor. Sama seperti hari pertama kemarin, maka di hari kedua sekaligus sebagai hari terakhir pelaksanan Try Out ini aku merasa lelah juga seharian jadi ‘patung’ mengawasi anak-anak SMA yang sedang ‘bermimpi’ untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri lewat jalur resmi SMPTN dengan biaya pendidikan yang ‘murah dan berkualitas’. Entahlah, apakah proses Try Out yang diikuti bisa membantu mereka menggapai cita-cita. Biaya pendidikan yang terus mencekik dari waktu ke waktu telah merajam jauh di ulu hati. Menyeret-nyeret rakyat kedalam kebodohan yang ‘senantiasa dipelihara’. Oleh siapa? Entahlah.. Hingga sekolah kemudian menjadi suatu kata yang ‘menakutkan’, selain dari lapangan pekerjaan yang selalu memandulkan semangat hidup kaum proletar. Anak-anak itu (seperti yang tadi aku lihat) masih saja terus ‘memelihara’ mimpinya. Mungkin berharap, ada suatu titik balik dari kecerahan yang dijanjikan mulut-mulut para pembohong negeri ini. Hhuuuuhhh..
Ah.. itu terlalu jauh aku menerawang..
Ada yang lebih ‘menarik’ dalam perjalananku kali ini. Kelakuan sopir angkot yang selalu ngomel-ngomel seperti nggak jelas juntrungannya membuat aku miris. Lebih miris daripada melihat ‘si manehna’ bergandengan tangan dengan lelaki lain hhiikk..hi..hiikzz.. sudahlah kita kembali ke sopir angkot aja he..he..he..!!
Berita membahana diseantero Indoensia Raya tercinta ini adalah BBM naik hampir 30 persen. Kalau aku pikir-pikir berarti penumpang mesti bayar angkot tinggal dinaikkan aja sebesar 30 persen dari ongkos sebelumnya. Kemarin bayar seribu perak ya sekarang kasih tambahan jadi Rp.1300,-. Kalau sebelumnya tarif Rp.2000,- ya hari ini seterusnya bayar ongkos jadi Rp.2500,- . Hhoo..ho.ho.. Matematika yang sederhana bukan brow.. tapi ternyata matematika angkot tidaklah ‘semudah’ itu. Emosi para sopir membuat logika 30 persen tinggal menjadi rumus hitungan ‘goblok’ penumpang saja. Kenapa? Sebab mereka ternyata memasang tarif menjadi 2 kali lipat harga sebelumnya. Penumpang tidak mengikuti, maka sumpah serapah pun berhamburan layaknya peluru dan gas air mata aparat ketika membubarkan para demonstran yang dianggap anarkis. Wah..wahh.. aku mesti pasang badan nih. Okeh.. aku bayar sesuai keinginan mereka tapi aku nggak mau sopir itu pasang muka serem dan suaranya seperti disangar-sangarkan seolah-olah sedang menakuti penumpang agar ikut tarif baru versi mereka. Tidak.. terima kasih!! Aku bukan pejahat dan aku tidak ada salah apapun dengan naikknya harga BBM.
“ KKiiirrriii.. Stop piinggirr!!! ”
“ Jalan Riau.. perempatan Trunojoyo.. Yaaa..ya.. satu, saya aja..!! “
Aku nggak tahu jika aku kemudian menjadi sedikit ‘beringas’. Namun setelahnya, keramahan sopir itu kayaknya cuma buat aku saja. Tentu saat itu aku berharap penumpang lain yang masih didalam angkot akan terinspirasi dengan cara tadi. Ya paling tidak akan membuat mereka lebih dihargai sebagai penumpang.
Tapi yang pasti, sebenarnya disini aku tidak tahu harus menyalahkan siapa. Aku cuma terlalu letih, kawan..
**********
Pukul 11.24 malam
Malamnya aku membaca berita di internet. Hari ini banyak sopir angkot mogok kerja dan sebagian lagi telah menaikkan tarifnya sendiri tanpa perlu instruksi dari pemerintah. Tentu dengan harga yang bervariasi. Ada yang yang berpatok dengan angka kenaikan Rp.500-, 30 persen, atau 100 persen sekaligus seperti sopir tolol tadi.
Kemudian di Jakarta beberapa kawan-kawan mahasiswa ditangkap karena melakukan demonstrasi menentang kenaikan harga BBM. Di beberapa kota lain aksi mahasiswa dan masyarakat pun mulai disikapi secara represif oleh aparat. Baiklah kawan.. Disini dan untuk kali ini aku ingin mengatakan, “ TERKUTUK DAN KEPARATLAH PRIA YANG BERNAMA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DAN JUSUF KALLA BESERTA SELURUH SUPORTERNYA… “
* Terima kasih kepada HU. Pikiran Rakyat – Bandung dan Lembaga Bimbingan Belajar “Ganesha Operation” Bandung, atas pemberian kesempatan kepada anak-anak SMA untuk bisa mengikuti Try Out secara gratis.. Bravo PR dan GO..!!
Jatinangor, 25 Mei 2008
-----0000------