KETIKA SAATNYA
Ketika desa mencaci kota
Maka sawah-sawah retak dan ilalang terbakar
Pacul dan sabit mencari gagangnya
Ada jerami menari diujung kemarau
Dan gadis-gadis pembawa air
Tak akan kau lihat lagi ditelaga
Saat tiba waktunya kota memaki zaman
Gedung-gedung berparas kusam menadah langit
Jalanan tak mengizinkan kaki telanjang menabuh harapan
Pohon-pohon ditanam didalam rumah
Lalu kau akan menyaksikan manusia menjadi limbah
Tergerus ideologi yang dipahami setengah-setengah
Ada mereka di desa dan di kota
Kemudian dimana kita?
Bandung, 7 September 2011
PELAJARAN BUKAN PENGAJARAN
Mulut-mulut berbincang tentang kejayaan
Telinga-telinga mendengar kejayaan itu adalah kesengsaraan
Tentang sejarah masa lalu
Tentang waktu yang kelu
Orang-orang pintar mengajarkan cara berbicara
Orang-orang bodoh mendengar dengan jiwa
“Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya”
Itu kata-kata yang tak lekang dalam masa
Aduhai kaki yang menindas
Aduhai tangan yang menunjuk pedas
Mari kita bersaksi atas nama kenyataan
Tentang mulut-mulut yang mengunyah daun dan arang,
Bandung, 9 September 2011
-------ooOoo-------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar