MULUT
Di mulut kanak-kanak
Kata-kata seperti tanpa makna
Di mulut para remaja
Kata-kata hanyalah rayuan saja
Di mulut orang tua
Kata-kata adalah petuah
Di mulut guru
Kata-kata adalah pelajaran
Di mulut para raja
Kata-kata adalah sabda
yang terdengar seperti firman tuhan
(dengan huruf t kecil saja)
Dan di mulut ‘kita’
Kata-kata adalah ‘kitab suci’
Sebatang pena yang menjelma sebilah pedang,
Jatinangor, Juli 2004
EKSEKUSI (Aku dan Kau)
Sekarang ayo kita dengarkan
Mana yang lebih gelisah
Degup-degup jantung dan detak jam
Adakah arti yang sama?
Berbaris menunggu instruksi
Sebuah drama tentang keberhasilan
Tentang mimpi-mimpi masa depan
Sekaligus menghibur ibu dirumah
Tanpa beliau pernah tahu jika anaknya
Semalam masih repot mencari pinjaman
sepatu, dasi, dan jas
Dan pagi-pagi terlihat klimis dan wangi
dengan parfum tebengan
Aduhai… IPK kita berapa?
Berapa jumlah sarjana
Sekarang ayo kita dengarkan
Mana yang lebih bergairah
Ketukan palu atau suara mesiu
Adakah arti yang sama?
Diseluruh dunia
Picu-picu diciptakan untuk ditarik
Seperti itulah potret kita (aku dan kau)
Berlomba menuju pelatuk,
Jatinangor, Mei 2007
RESAH
Pada senja ada bias-bias pecah mengubur desah
Pada subuh ada gairah-gairah mengikat patah
Lalu, rindu pun meleleh seperti geliat ASI yang basi
Tumpah di bilik-bilik,
Saritem, Desember 2003
SERENADE FAJAR
Pada negeri-Mu di pesona bunga
Di penghujung musim ku ketuk kabut
Saat Jatinangor masih bercadar kelam
Embun sedingin subuh
Tuhan..
Bolehkan aku berdzikir tanpa tasbih?
Dan ku hitung asma-Mu dengan kalkulator?
Jatinangor, Maret 2005
-----------oooooooo------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar